DENPASAR- Mochammad Davis Suharto (30) tersangka pemerkosaan di bawah umur di Batam dan Bali, tak segan segan menggunakan senjata totok syaraf untuk memperdaya para korbannya jika melawan.

“Kalau korban melawan, saya pakai totok syaraf," kata Davis, di sela sela pemeriksaan di Mapoltabes Denpasar, Rabu (19/5/2010).

Dengan senjata itulah, para korban Davis tidak bisa melawan dan menuruti nafsu bejatnya. Tersangka menjelaskan hafal betul titik-titik syaraf yang bisa dilumpuhkan. Sehingga setelah korbannya tak berdaya, ia pun leluasa berbuat tak senonoh terhadap para korban yang sebagian besar siswi SD itu.

Dikatakan dia, dalam melancarkan aksinya, modus yang dipakai tersangka baik Batam maupun di Bali, tak jauh beda yakni menjemput korban pulang sekolah, dengan dalih disuruh orang tua korban.

Mantan tukang pijat tersebut mengaku, melakukan kekerasan seksual terhadap tujuh bocah di Batam, Kepulauan Riau. Jadi bukan enam korban seperti dilaporkan pihak kepolisian. "Lima korban saya perkosa, dua lainnya hanya dengan tangan," katanya berterus terang.

Dari pengakuannya itu, pria yang menetap di Bali sekira enam bulan lalu, melancarkan aksi dengan modus operandi sama baik di Batam maupun di Bali. "Selalu saya katakan, bahwa saya diminta orang tuanya untuk menjemput korban," kata Davis.

Setelah berhasil merayu para korbannya, lalu diajak naik motor pergi keliling kota lalu digiring ke dekat pantai di Serangan, Denpasar Selatan. Di suatu tempat yang jauh dari keramaian itulah, Davis melampiaskan nafsu bejatnya, jika tidak dituruti, maka iapun mengeluarkan senjata sebagai ahli pijat yakni dengan totok syaraf.(kem)


Bookmark and Share

0 komentar:

Posting Komentar